Lenteraterkini.Com - Kendari Kelangkaan gas elpiji 3 kg di Sulawesi Tenggara (Sultra) disebabkan oleh terbakarnya Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) atau tempat pengisian gas di Osu, Pohara. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Hiswana Migas Sultra H. Rachman Siswanto Latjinta, S.E saat ditemui di Kantornya di Kota Kendari. Kamis (26/10/2023).
H. Rachman menjelaskan bahwa dampak dari terbakarnya SPBE di Osu tersebut dari 17 kabupaten dan kota di Sultra ini tempat pengisiannya cuma berpusat di satu titik saja yakni di SPBE CII atau SPBE Sambuli.
"Untuk memaksimalkan jam operasinya, yang mana dalam satu hari selama 23 jam kerja, SPBE Sambuli daya produktivitasnya cuma mampu mengisi 70-78 Loading Order (LO). Sementara jumlah LO yang harus dilayani di Sultra ini sebanyak 120 truk," jelas H. Rachman.
Jadi, lanjutnya, ada sekitar 25 persen jumlah LO yang tidak terkafer, atau sekitar 50 LO yang tidak terisi. Sehingga bila diakumulasi dari jumlah truk yang tidak terisi selama dua (2) minggu, berarti ada ratusan truk yang tidak bisa mengangkut.
"Tapi Alhamdulillah, tanggal 24 Oktober 2023, tepatnya hari Selasa, SPBE di Kolaka sudah terbuka kembali. Artinya dengan terbukanya kembali SPBE di Kolaka milik PT Havidz Kolaka Migasindo (HKM) bisa meminimalisir kelangkaan gas elpiji 3 kg," terangnya.
Namun, masih H. Rachman, untuk menstabilkan kembali kondisi di lapangan tentu butuh waktu, tidak bisa secara instan juga, paling satu atau dua hari ini sudah stabil kembali.
"Untuk menstabilkan kondisi di lapangan, tentu butuh waktu. Untuk itu hari ini kami mengambil langkah dengan mengadakan operasi pasar di 17 kota dan kabupaten di Sultra. Yang mana operasi pasar tersebut kami bekerjasama dengan Disperindag setempat, dan Aparat Penegak Hukum (APH) setempat dalam sistem penyaluran gas elpiji 3 kg ke masyarakat," ujarnya.
Selaku Ketua Hiswana Migas, H. Rachman meminta kepada masyarakat agar tidak panik, karena ini cuma masalah teknis saja. Artinya bukan faktor kesengajaan.
Selain itu, H. Rachman juga meminta kepada oknum-oknum yang sering memanfaatkan situasi seperti ini, agar tidak melakukan spekulasi. Dan pihak APH bisa membantu dalam hal pengawasan sehingga harga jual di masyarakat bisa kembali stabil.
"Mudahan-mudahan dalam waktu dekat ini, kondisi bisa stabil kembali," harapnya.
(Red/Bahar)